Kamis, 05 Maret 2015

Living Without You

Hello, comeback (again) with me hehe.....

Well, tema gue kali ini "Living Without You", kenapa? Karna sesuai dengan hati gue yang sekarang sedang mencoba untuk move-on, melupakan bayangnya yang ada di masa lalu #eeaaaa

Emang yang namanya melupakan orang yang pernah ngisi hari hari kita tuh susah bin nyesek untuk dilakuin, buktinya gue sendiri yang bahkan ga move-on ntah dengan bayangan siapa. Yang biasanya diisi dengan senyuman sekarang malah dengan tangisan. Yang biasanya ada yang ingatin kita untuk "take care of yourself" sekarang cuma bisa melamun berharap dia baik baik saja dan jaga diri dia. Mencoba hidup dengan kondisi dan keadaan yang berbeda jauh dengan kenyamanan hati juga susah banget. Gak jarang pertahanan kita bisa runtuh seketika hanya karna satu nama atau satu wajah yang sangat teramat kita kenal bahkan dibawah alam sadar kita.

Jujur, buat gue sendiri terkadang kalo udah sendirian di kamar abis aktivitas pasti keingat sesuatu akan seseorang di masa lalu. Dan diantara lo semua yang baca tulisan gue ini pasti juga pernah ngerasainnya. Ngerasain di posisi gue. Ketika lo pernah memohon untuk jangan ditinggal tapi kenyataannya semakin lo memohon untuk stay, dia akan semakin menjauh dan mencari berbagai alasan untuk pergi. Dan setelah dia pergi, seakan lo gatau harus apa, gimana lo bisa hidup tanpa dia, gimana lo bisa jalanin hari hari lo yang biasanya bareng dia. Sama gue juga alamin itu sekarang kok.

Well, ini beberapa tips dari gue (yang masih gagal move-on), cekidot :
 1. Menjauh dari yang namanya gadget untuk sementara sampe hati lo sudah tertata dan siap untuk
hidup kembali.

2. Lakuin beberapa kesibukan yang mungkin bisa buat lo lupa akan hadirnya yang pernah ngisi hari hari lo

3. Jangan ngeluh sama keadaan lo yang sekarang

4. Kalo kata temen gue, jangan liatin kalo lo galauin dia ntah itu di sosmed atau dimanapun yang memungkinkan untuk dia tau (karna bisa aja disaat dia tau lo lagi galau, dia akan semakin ngerasa besar kepala, ngerasa dia lelaki hebat yang bisa menaklukkan wanita seperti lo).

5. Jangan hapus memori kalian tentang dia, tapi ubahlah mindset yang ada di memori lo tentang dia. Ex : mungkin lo bisa anggep dia lebih cocok menjadi sebatas abang / koko lo.

6. Make over yourself, dengan begitu dia bakal ngerasa salah udah mutusin lo.

7. Akrab dengan banyak cowo (mungkin lo bisa pura pura udah punya pacar lagi /? oke ini asal)

8. Jauhi lagu lagu galau pastinya

9. Jangan datengin tempat kenangan kalian dulu minimal 3 bulan setelah hubungan kalian berakhir

10. Jauhi teman temannya karna secara ga langsung teman temannya bisa jadi "spy" untuk dia.

Gue rasa itu beberapa cara yang gue lakuin untuk living without him, even it's still not working for me, maybe it's work for you.



- Ara Azroel -

Rabu, 04 Maret 2015

Everything's Changed

Hello, well it's my first comeback for writing after 3 years didn't type any keyboard lol...

And it's kinda my diary when I feel of blue.....

Well, seperti yang lo semua tau, judul post-an gue kali ini "Everything's Changed". Ya, seperti yang lo semua tau dan rasain mungkin dari diri lo sendiri contohnya. Dari bentuk tubuh lo yang mungil sewaktu bayi, sekarang beranjak dewasa menjadi seorang calon manusia yang bisa membanggakan ato hanya memalukan. Bahkan perubahan bisa dilihat dari hati lo sendiri, gimana sewaktu kecil (dan gue juga rasain sendiri) sayang banget sama yang namanya orangtua, yep bokap dan nyokap lo. But, setelah lo beranjak dewasa, you found something new called "friends", lo bahkan mulai melupakan orangtua lo, gak jarang lo mulai jadi pembangkang (ya gak semua juga sih yang kaya gitu, gue cuma share pengalaman gue doang sih). 

Nah semakin beranjak lebih jauh, lo gue dan kita semua pasti juga nemuin yang namanya "feel" "lover" "bf/gf", etc. Disitu dimulailah perbedaan yang terjadi.
Lo mulai mengenal namanya "ego" dan "obsesi". Ego untuk menemukan apa itu sebuah rasa. Dan obsesi untuk mendapatkan balasan dari rasa tersebut. Bahkan cuma karna ego dan obsesi, kebanyakan orang mengatakan itu "because I love her/him, I wanna stay with him/her", yang ga jarang lo bisa lebih memuja "mereka" ketimbang orangtua lo sendiri. Well, ga munafik, gue juga pernah di posisi itu, posisi disaat gue menjadi baddest ara ever, disaat gue bahkan bisa membangkang ke kedua orangtua gue hanya karna gue ga disetujuin karna orang tua gue tau waktu itu gue hanya "dimanfaatkan".

Well, balik lagi ke judul post-an gue, Everything's Changed. Semua bisa berubah jangankan hitungan tahun, hanya hitungan detik saat "ego" dan "obsesi" itu muncul semua bisa berubah. Mau lo siap ato engga buat kehilangan apapun yang ada di hidup lo, intinya lo harus siap, karna manusia, barang, cinta, kebahagiaan gak akan pernah ada namanya yang abadi. Yang abadi kalo itu diliputi ego dan obsesi lo doang.


Just sharing what I feel


- Ara Azroel / AJ -